Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengolahan dan Pemanfaatan Batu Apung (Pumice)

gambar bongkahan batu apung atau pumice
Gambar Batu Apung (Pumice)


" Batu Apung (pumice), pontensinya dan cadangannya cukup besar di Indonesia, jika diolah dengan baik, maka dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan untuk kebutuhan industri logam "

Batu apung merupakan dikategorikan sebagai bahan galian industri. Bahan galian industri adalah bahan galian yang dimanfaatkan untuk kebutuhan industri, seperti bentonit, batugamping, zeolit, batu apung (pumice), dolomit, gipsum dan banyak lagi.

Batu apung sering juga disebut dengan pumice. Batu apung (Pumice) adalah batuan vulkanik yang keluar dari hasil letusan gunung api yang dominan terisi oleh piroklastik dan gas yang terlepas atau mengalir di permukaan bumi dan mengalami pendinginan.

Batu apung cadangannya hampir merata dari sebang sampai merauke. Tambang batu apung sudah diusahakan di beberapa daerah. Sedangkan, pengolahan dan pemanfaatannya sangat besar untuk bahan bangunan, seperti batako.

Geologi Terbentuknya Batu Apung

Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan dengan udara luar secara tiba - tiba. Buih gelas alam dengan gas yang terkandung di dalamnya mempunyai kesempatan untuk keluar dan magma membeku tiba - tiba.

Pumice umumnya terdapat sebagai fragmen yang terlemparkan pada saat letusan gunung api dengan ukuran dengan ukuran kerikil sampai bongkahan. Pumice umumnya terdapat sebagai lelehan atau aliran permukaan, bahan lepas atau fragmen dalam breksi gunung api.

Batu apung dapat pula dibuat dengan cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya keluar. Pemanasan yang dilakukan pada obsidian dari Krakatau, suhu yang diperlukan untuk mengubah obsidian menjadi batu apung rata - rata 880 derajat celcius.

Berat jenis obsidian yang semula 2,36 turun menjadi 0,416 sesudah proses tersebut, oleh sebab itu batu apung mengapung di dalam air. Batu apung ini mempunyai juga memiliki sifat hydraulis. 

Ciri - Ciri Batu Apung/Pumice

Pumice mimiliki ciri - ciri, berwarna putih abu - abu, kekuningan sampai merah, tekstur vesikuler dengan ukuran lubang, yang bervariasi ukurannya baik berhubungan satu sama lain atau tidak struktur skorious dengan lubang yang terorientasi.

Kadang - kadang lubang tersebut terisi oleh zeolit/kalsit. Batuan ini tahan terhadap pembekuan embun (frost), tidak begitu higroskopis (menghisap air). Mempunyai sifat pengantar panas yang rendah. Kekuatan tekan antara 30 - 20 kg/cm2. Komposisi utama mineral silikat amorf.

Potensi dan Cadangan Batu Apung di Indonesia

Keterdapatan batu apung di Indonesia hampir merata dan selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api Kuarter sampai Tersier muda. Tempat dimana batu apung didapatkan antara lain:

a. Jambi: Salambuku, Lubukgaung, Kec. Bangko, Kab. Sarko (merupakan piroklastik halus yang berasal dari satuan batuan gunung api atau tufa dengan komponen batu apung diameter 0,5 - 15 cm terdapat dalam Formasi Kasai).

b. Lampung: sekitar kepulauan Krakatau terutama di P. Panjang (sebagai hasil G. Krakatau yang memuntahkan batu apung).

c. Jawa Barat: Kawah Danu, Banten, sepanjang pantai laut sebelah barat (diduga hasil kegiatan G. Krakatau); Nagreg, Kab. Bandung (berupa fragmen dalam batuan tufa); Mancak, Pabuaran, Kab. Serang (mutu baik untuk agregat beton, berupa fragmen pada batuan tufa dan aliran permukaan); Cicurug, Kab. Sukabumi (Kandungan SiO2 = 63,20%, Al2O3 = 12,5% berupa fragmen pada batuan tufa); Cikatomas, Cicurug, G. Kiaraberes Bogor.

d. Nusa Tenggara Barat: Lendangnangka, Jurit, Rempung, Pringgesela (tebal singkapan 2 -5 m sebaran 1000 Ha): Mabagik Utara Kec. Masbagik Kab. Lombok Timur (tebal singkapan 2 - 5 m sebaran 1000 Ha); Kopang, Mantang Kec. Batukilang Kab. Lombok Barat (telah dimanfaatkan untuk batako sebaran 3000 Ha); Narimaga Kec. Rembiga Kab. Lombok Barat (tebal singkapan 2 - 4 m, telah diusahakan rakyat).

e. Maluku: Rum, Gato, Tidore (kandungan SiO2 = 35,92 - 67,89%; Al2O3 = 6,4 - 16,98%).

f. Nusa Tenggara Timur: Tanah Beak, Kec. Baturliang Kab. Lombok Tengah (dimanfaatkan sebagai campuran beton ringan dan filter).

Teknik Penambangan Batu Apung

Pada umumnya, batu apung merupakan bahan galian tambang yang tersingkap dekat dengan permukaan bumi dan memiliki kekuatan relatif tidak keras. Oleh karena itu, penambangan batu apung dilakukan dengan metode tambang terbuka, baik jenis open pit maupun open cut dengan menggunakan peralatan sederhana.

gambar tambang batu apung (pumice)
Gambar Penambangan Batu Apung


Pemisahan batu apung dengan pengotornya dilakukan dengan cara manual. Apabila dikehendaki ukuran butir tertentu proses pemecahan (grinding) dan pengayakan dapat dilakukan.

Pengolahan dan Pemanfaatan Batu Apung 

Cadangan batu apung yang terdapat di daerah Kabupaten Serang memiliki mutu yang sangat baik, sehingga banyak diolah untuk agregat beton. Karena batu apung yang terdapat di daerah ini berupa fragmen pada batuan tufa dan aliran permukaan.

Sedangkan, di beberapa daerah, seperti batu apung yang terdapat di Kacamatan Batukilang, Kabupaten Lombok Barat, diolah oleh masyarakat menjadi batu batako untuk bahan bangunan.

Masih banyak lagi manfaat dari batu apung untuk bangunan, seperti sebagai bahan tahan api, dinding penyekat ruangan dalam bentuk lembaran, disamping itu juga dapat berfungsi sebagai bahan isolasi panas dan suara atau untuk isolasi kamar/peredam atau almari es.

Sedangkan untuk sektor industri, batu apung diolah untuk dijadikan sebagai bahan penyaring setelah diproses dengan ukuran butir tertentu disamping untuk abrasive khususnya bahan poles untuk industri bahan logam.

Meskipun batu apung terlihat seperti batuan biasa yang tidak dapat dipergunakan, namun batu apung yang memiliki kualitas baik, dapat diolah dan dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan bahan bangunan dan kebutuhan industri.

Sangat senang menerima kritik dan saran di kolom komentar untuk menyempurnakan artikel ini. Demikian ulasan singkat mengenai " Pengolahan dan Pemanfaatan Batu Apung " Semoga Bermanfaat.


Dp.

Post a Comment for "Pengolahan dan Pemanfaatan Batu Apung (Pumice)"