Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Waduk Jatiluhur Penghasil Energi Listrik 187 MW

gambar waduk jatiluhur
Gambar Waduk Jatiluhur

" Waduk Jatiluhur merupakan waduk yang membendung aliran sungai Citarum yang dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik dengan instalasi pembangkit listrik tenaga air Jatiluhur "

Tidak salah waduk sudah dibangun oleh pemerintah Indonesia mencapai ratusan jumlahnya, terutama di Indonesia. Hampir dari Sabang sampai Merauke dibangun waduk yang bertujuan untuk menjaga ketahanan pengan, air dan energi.

Kenapa waduk harus menjadi prioritas pembangunan pemerintah Indonesia, karena waduk memiliki manfaat dan fungsi yang sangat besar bagi kepentingan masyarakat dan negara.

Waduk dapat difungsikan untuk mengairi lahan pertanian, sehingga dapat membuat suatu negara mampu bertahan dari krisis air ketika kemarau berkepanjangan sehingga menjaga ketahanan air.

Dengan terjadinya ketahanan air, produksi pertanian akan semakin baik, khususnya dari segi kualitas dan kuantitas sehingga tercapainya ketahanan pangan karena setiap negara yang memiliki ketahana air yang baik akan meningkatkan produksi pertanian.

Apa itu Waduk?

Waduk adalah bendungan besar yang dibangun melintang atau memotong arah aliran sungai, sehingga membentuk sebuah danau buatan (reservoir). Bendungan berfungsi menghambat laju air dan mengumpulkannya sehingga membentuk waduk.

Pengertian lain waduk adalah badan air alam atau buatan yang digunakan untuk menyimpan, mengatur, dan mengendalikan sumber daya air (reservoir).

Danau yang terbentuk secara alami atau dari hasil pembentukan proses geologi juga bisa dimanfaatkan sebagai waduk/bendungan. Air yang terkumpul dari hasil pembendungan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan akan air, seperti mangairi pertanian, persediaan air bakau dan lainnya.

Sejarah Pembangunan Waduk Jatiluhur

Waduk jatiluhur merupakan waduk yang membendung aliran sungai Citarum di Jawa Barat dengan luas daerah aliran sungai (DAS) sebesar 4.500 km2 (kilometer persegi).

Bendungan jatiluhur dibangun mulai tahun 1957 dengan peletakan batu pertama oleh Presiden pertama Indonesia saat itu, yaitu Presiden Ir. Soekarno dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 26 Agustus 1967.

Pembangunan bendungan Waduk Jatiluhur menelan dana US$ 230 juta. Nama bendungan waduk jatiluhur sebenarnya dinamakan Ir. H. Juanda dikarenakan perjuangan beliau dalam pembiayaan pelaksanaan konstruksi Bendungan Jatiluhur. 

Ir. H. Juanda merupakan Perdana Menteri RI terakhir dan memimpin kabinet Karya (1957 – 1959) bersama-sama dengan Ir. Sedijatmo dengan gigih memperjuangkan terwujudnya proyek Jatiluhur di Pemerintah Indonesia dan forum internasional. 

Genangan yang terjadi akibat pembangunan Bendungan Waduk Jatiluhur menenggelamkan 14 Desa dengan penduduk berjumlah 5.002 orang. Akibatnya penduduk tersebut pindah ke daerah sekitar bendungan dan ada sebagian yang pindah ke Kabupaten Karawang. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani.

Waduk jatiluhur pada saat itu dirancang dan dibangun oleh perusahaan konstruksi yang berasal dari Perancis dan menjadi salah satu negara penyumbang dana terbesar untuk pembangunan proyek waduk ini.

Pemanfaatan Waduk Jatiluhur

Waduk Jatiluhur berfungsi dalam penyediaan air irigasi dan PLTA (energi listrik) dengan tiap tahunnya dikelola oleh Perum Jasa Tirta II. Waduk Jatiluhur dapat mengairi jaringan irigasi pertanian dengan luas 242.000 ha, serta difungsikan juga untuk penyediaan air baku, budidaya ikan, dan penanggulangan banjir.

Pembangkit listrik tenaga air Jatiluhur dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik melalui instalasi pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas terpasang 187 MW (Megawatt) dan produksi listrik harian sekitar 2.700 kwh. 

Pembangkit listrik tenaga air (plta) Jatiluhur menggunakan turbin jenis turbin Francis sebanyak 6 unit turbin. Setiap turbin francis dapat mengeluarkan listrik sebanyak 31,1 Megawatt.  

Waduk Jatiluhur juga dimanfaatkan sebagai destinasi pariwisata dengan tersedianya fasilitas rekreasi seperti hotel, bungalow, restoran, playground, ruang pertemuan, dan sarana rekreasi dan olah raga air lainnya.

PLTS Terapung Waduk Jatiluhur

Saat ini, waduk Jatiluhur sedang direncanakan untuk pembangunan instalasi pembangkit listrik tenaga surya terapung atau sering disebut dengan plts terapung atau solar panel terapung.

Dengan memanfaatkan permukaan air waduk yang luas, modul solar panel akan dipasang dan ditempatkan terapung diatas permukaan air waduk, sehingga permukaan panel surya akan menangkap radiasi Matahari dan mengubahnya menjadi listrik.

Teknologi plts terapung di waduk jatiluhur diharapkan dapat menambah pasokan energi listrik dari waduk yang sebelumnya hanya dari plta, sehingga menambah pasokan listrik terutama untuk daerah Provinsi Jawa Barat.

Penutup

Pembangunan bendungan waduk memang membutuhkan dana yang sangat besar dan membutuhkan lahan yang luas, namun dibalik itu pembangunan waduk sangat berdampak besar bagi peningkatan perekonomian negara karena terciptanya ketahanan air, pangan dan energi.

Sangat senang hati menerima kritik dan saran di dalam komentar, untuk menyempurnakan artikel ini. Demikian ulasan singkat mengenai “ Waduk Jatiluhur Penghasil Energi Listrik 187 MW “ Semoga Bermanfaat.


Dp.

Post a Comment for "Waduk Jatiluhur Penghasil Energi Listrik 187 MW"