6 Pemanfaatan Batu Gamping untuk Industri
Gambar Batu Gamping |
“ Batu gamping digunakan sebagai bahan utama di dalam pembuatan semen. Selain bahan baku semen, sebagian Batu gamping digunakan sebagai pondasi rumah, bahan tambahan pembuatan keramik dan pengeras jalan “
Berdasarkan PP No.27 Tahun 1980, tentang penggolongan bahan galian, maka batu gamping dikategorikan sebagai bahan galian non-strategis/non-vital atau lebih dikenal bahan galian golongan C. Termasuk di dalam golongan ini, yaitu fosfat, asbes, talk, grafit, pasir kuarsa, dll.
Batu gamping (batu kapur) adalah bahan baku utama pembuatan semen. Pembuatan semen, dibutuhkan juga bahan baku tambahan, seperti lempung/tanah liat (clay), pasir/batu silika (silica).
Geologi Pembentukan Batu Gamping
Secara proses terbentuknya di alam, batu gamping di terbentuk dari beberapa cara, yaitu secara organik, mekanik dan kimia. Batu kapur yang terdapat di alam dominan terbentuk secara proses organik.Jenis Batu gamping secara organik, berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang dan atau berasal dari kerangka binatang korang.
Magnesium, lempung dan pasir merupakan unsur pengotor yang mengendap bersama - sama pada saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor Batu kapur memberikan klasifikasi jenis Batu gamping. Apabila pengotornya magnesium, maka batu gamping tersebut diklasifikasikan sebagai Batu gamping dolomitan.
Secara kimia, komposisi utama dari Batu gamping adalah kalsium karbonat (CaCO₃). Jika, kadar magnesium pada Batu gamping tinggi, maka disebut dengan Batu gamping dolomitan (CaCO₃MgCO₃).
Berdasarkan data, Direktorat Sumber Daya Mineral tahun 1990, cadangan total Batu gamping Indonesia sekitar 28,678 milyar ton, dengan perincian 61,376 juta ton merupakan cadangan terunjuk (probable), dan 28,616 milyar ton merupakan cadangan tereka.
Informasi terbaru, berdasarkan laporan Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tahun 2015, jumlah total sumber daya Batu gamping Indonesia mencapai 662.144.522.717 miliar ton. Sedangkan total produksi dari tahun 2008 sampai 2015, sekitar 649.113.288 juta ton.
Metode penambangan Batu gamping yang biasanya diterapkan oleh perusahaan pertambangan, yaitu dengan metode tambang terbuka (kuari). Jenis tambang terbuka yang cocok diterapkan dengan endapan batu ini adalah open pit atau open cut.
Alasan metode penambangan ini sangat cocok diterapkan untuk endapan Batu gamping, karena endapan Batu gamping, dominan terdapat di daerah berbukit dan dekat dengan permukaan tanah.
Penambangan Batu gamping diawali dengan membersihkan atau membuang lapisan penutup (overburden) endapan batu ini, seperti top soil, tanah liat, lumpur dan pasir, menggunakan alat berat/mekanis, Bulldozer, Eskavator dan Scraper, atau dengan sistem peledakan, jika lapisan penutup bersifat keras/batuan.
Jika lapisan endapan Batu gamping sudah ditemukan dan bersih dari bahan pengotor, maka penambangan dengan membongkar Batu gamping dilaksanakan, baik dengan bantuan alat berat atau dengan peledakan (blasting).
Magnesium, lempung dan pasir merupakan unsur pengotor yang mengendap bersama - sama pada saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor Batu kapur memberikan klasifikasi jenis Batu gamping. Apabila pengotornya magnesium, maka batu gamping tersebut diklasifikasikan sebagai Batu gamping dolomitan.
Secara kimia, komposisi utama dari Batu gamping adalah kalsium karbonat (CaCO₃). Jika, kadar magnesium pada Batu gamping tinggi, maka disebut dengan Batu gamping dolomitan (CaCO₃MgCO₃).
Potensi dan Cadangan Batu Gamping
Cadangan Batu gamping di alam sangat besar, terutama cadangan Batu gamping di Indonesia. Data cadangan yang pasti mengenai jumlah cadangan Batu gamping di Indonesia belum diketahui secara pasti.Berdasarkan data, Direktorat Sumber Daya Mineral tahun 1990, cadangan total Batu gamping Indonesia sekitar 28,678 milyar ton, dengan perincian 61,376 juta ton merupakan cadangan terunjuk (probable), dan 28,616 milyar ton merupakan cadangan tereka.
Gambar peta penyebaran cadangan batu kapur |
Informasi terbaru, berdasarkan laporan Badan Geologi, Pusat Sumber Daya Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tahun 2015, jumlah total sumber daya Batu gamping Indonesia mencapai 662.144.522.717 miliar ton. Sedangkan total produksi dari tahun 2008 sampai 2015, sekitar 649.113.288 juta ton.
Penambangan Batu Gamping
Penambangan Batu gamping dengan skala yang besar, biasanya dilakukan oleh perusahaan produsen semen, sebagai bahan utama pembuatan semen. Sedangkan tambang Batu gamping skala kecil dilakukan untuk kebutuhan pondasi jalan raya dan rumah.Metode penambangan Batu gamping yang biasanya diterapkan oleh perusahaan pertambangan, yaitu dengan metode tambang terbuka (kuari). Jenis tambang terbuka yang cocok diterapkan dengan endapan batu ini adalah open pit atau open cut.
Alasan metode penambangan ini sangat cocok diterapkan untuk endapan Batu gamping, karena endapan Batu gamping, dominan terdapat di daerah berbukit dan dekat dengan permukaan tanah.
Penambangan Batu gamping diawali dengan membersihkan atau membuang lapisan penutup (overburden) endapan batu ini, seperti top soil, tanah liat, lumpur dan pasir, menggunakan alat berat/mekanis, Bulldozer, Eskavator dan Scraper, atau dengan sistem peledakan, jika lapisan penutup bersifat keras/batuan.
Jika lapisan endapan Batu gamping sudah ditemukan dan bersih dari bahan pengotor, maka penambangan dengan membongkar Batu gamping dilaksanakan, baik dengan bantuan alat berat atau dengan peledakan (blasting).
Batu gamping yang masih memiliki ukuran besar (bongkahan) akan dipecahkan dengan bantuan alat mekanis, stone breaker, untuk menyesuaikan ukuran yang dibutuhkan.
Batu gamping akan dimuat dengan alat muat, seperti Loader, Eskavator ke alat angkut, seperti Dump Truck. Alat angkut akan membawa material batu ke pabrik pengolahan, untuk kebutuhan industri atau langsung dibawa ke lokasi untuk kebutuhan konstruksi jalan raya dan bangunan.
Gambar Penambangan Batu Gamping dengan Metode Jenis Open Pit |
Batu gamping akan dimuat dengan alat muat, seperti Loader, Eskavator ke alat angkut, seperti Dump Truck. Alat angkut akan membawa material batu ke pabrik pengolahan, untuk kebutuhan industri atau langsung dibawa ke lokasi untuk kebutuhan konstruksi jalan raya dan bangunan.
Pemanfaatan Batu Gamping Untuk Industri
Pemanfaatan dan pengolahan batu gamping untuk kebutuhan sehari - hari manusia sangat besar. Manfaat batu kapur pada industri digunakan sebagai bahan utama maupun bahan tambahan, seperti di industri pertanian dan konstruksi.Selain untuk kebutuhan industri, gamping juga digunakan sebagai keramik, yaitu keramik batu. Keramik batu adalah jenis keramik yang terbuat dari bahan dasar batu.
Di sektor industri, manfaat batu gamping sebagian besar berperan sebagai bahan baku utama, sebagian lagi sebagai bahan baku campuran. Berikut adalah manfaat batu kapur diberbagai industri yang menggunakan bahan batu gamping:
1. Industri Semen (Cement)
Bahan baku utama dalam pembuatan semen adalah Batu gamping/Batu kapur. Untuk menghasilkan satu (1) ton semen, membutuhkan kurang lebih 1 ton Batu gamping. Sekitar 70 - 80% kebutuhan Batu gamping untuk membuat semen, tergantung dari spesifikasi perusahaan produsen semen tersebut.
Seperti produsen semen PT Semen Padang, membutuhkan Batu gamping sebanyak 1,25 ton, Lempung 0,23 ton dan Batuan silika 0,17 ton. Sedangkan PT Semen Gresik, Batu gamping 1,332 ton, Lempung 0,268 ton dan Pasir Silika 0,067 ton. Untuk kebutuhan industri semen biasanya membutuhkan spesifikasi Batu gamping yang layak untuk pembuatan semen, yaitu;
Untuk kebutuhan industri keramik, Batu gamping digunakan sebagai bahan imbuh, yang berfungsi untuk menurunkan suhu leleh benda - benda keramik, sehingga ketika pembakaran keramik selesai, bentuk keramik tidak mengalami perubahan yang signifikan. Dengan demikian glasir tidak retak atau lepas.
Di sektor industri, manfaat batu gamping sebagian besar berperan sebagai bahan baku utama, sebagian lagi sebagai bahan baku campuran. Berikut adalah manfaat batu kapur diberbagai industri yang menggunakan bahan batu gamping:
1. Industri Semen (Cement)
Bahan baku utama dalam pembuatan semen adalah Batu gamping/Batu kapur. Untuk menghasilkan satu (1) ton semen, membutuhkan kurang lebih 1 ton Batu gamping. Sekitar 70 - 80% kebutuhan Batu gamping untuk membuat semen, tergantung dari spesifikasi perusahaan produsen semen tersebut.
Seperti produsen semen PT Semen Padang, membutuhkan Batu gamping sebanyak 1,25 ton, Lempung 0,23 ton dan Batuan silika 0,17 ton. Sedangkan PT Semen Gresik, Batu gamping 1,332 ton, Lempung 0,268 ton dan Pasir Silika 0,067 ton. Untuk kebutuhan industri semen biasanya membutuhkan spesifikasi Batu gamping yang layak untuk pembuatan semen, yaitu;
- Hingga CoO : 50 55%
- MgO : maksimum 2 %
- Kekentalan (viskositas) luluhan 3200 centipoise (40% H₂O)
- Hingga F₂O₃ : 2,47% hingga Al₂O₃ : 0,95%.
Untuk kebutuhan industri keramik, Batu gamping digunakan sebagai bahan imbuh, yang berfungsi untuk menurunkan suhu leleh benda - benda keramik, sehingga ketika pembakaran keramik selesai, bentuk keramik tidak mengalami perubahan yang signifikan. Dengan demikian glasir tidak retak atau lepas.
Persentase Batu gamping untuk kebutuhan keramik kurang lebih 10%. Batu gamping juga digunakan untuk pembuatan glasir, dengan persentase yang cukup kecil.
3. Industri Kaca (Glass)
Dalam industri kaca, Batu gamping berperan sebagai bahan tambahan. Industri kaca membutuhkan kadar kapur yang diperoleh dari Batu gamping atau Dolomit.
Spesifikasi Batu gamping yang dibutuhkan untuk industri kaca, memiliki kadar (berdasarkan standar Prancis), yaitu; SiO₂ 0,96%, Fe₂O₃ 0,04%, Al₂O₃ 0,14%, MgO 0,15%, CaO 55,8%. Sedangkan untuk Dolomit dibutuhkan persyaratan, berdasarkan standar Prancis, yaitu SiO₂ 0,15%, Fe₂O₃ 0,03%, Al₂O₃ 0,05%, MgO 20,80%, CaO 31,8%.
4. Industri Bata Silika (Silica Brick)
Bata silika adalah batu bata yang dominan terbuat dari pasir silika. Bata silika memiliki kemampuan tahan terhadap api, panas dan lebih ringan. Batu gamping dalam industri bata silika berperan sebagai bahan tambahan. Spesifikasi batu gamping untuk pembuatan bata silika adalah;
Untuk industri ini, Batu gamping dimanfaatkan sebagai bahan pemutih, dengan kadar hablur murni (hampir CaCO₃) yang digerus sampai halus. Biasanya dibutuhkan Batu gamping yang berasal dari jenis yang lunak, berwarna putih, terutama yang terdiri dari cangkang -cangkang kerang dan jasad renik, yang terdiri dari kapur/CaCO₃, sebagai hasil sampingan pembuatan basic magnesium karbonat dari dolomit.
Batu gamping/kapur yang cocok untuk bahan pemutih, yaitu kadar CaCO₃ 98%, kehalusan 325 mesh, mempunyai daya serap terhadap minyak, berwarna putih dan PH > 7,8. Bahan pemutih ini digunakan dalam industri kertas untuk pemutih pulp, pengisi, pelapis dan pengkilap.
6. Industri Gula (Sugar)
Untuk industri gula, Batu gamping digunakan sebagai bahan di dalam proses penjernihan nira tebu dan menaikkan PH (kadar asam). Batu gamping yang dibutuhkan untuk 1000 kw tebu adalah 150 kg (dalam bentuk kapur tohor), dengan spesifikasi;
3. Industri Kaca (Glass)
Dalam industri kaca, Batu gamping berperan sebagai bahan tambahan. Industri kaca membutuhkan kadar kapur yang diperoleh dari Batu gamping atau Dolomit.
Spesifikasi Batu gamping yang dibutuhkan untuk industri kaca, memiliki kadar (berdasarkan standar Prancis), yaitu; SiO₂ 0,96%, Fe₂O₃ 0,04%, Al₂O₃ 0,14%, MgO 0,15%, CaO 55,8%. Sedangkan untuk Dolomit dibutuhkan persyaratan, berdasarkan standar Prancis, yaitu SiO₂ 0,15%, Fe₂O₃ 0,03%, Al₂O₃ 0,05%, MgO 20,80%, CaO 31,8%.
4. Industri Bata Silika (Silica Brick)
Bata silika adalah batu bata yang dominan terbuat dari pasir silika. Bata silika memiliki kemampuan tahan terhadap api, panas dan lebih ringan. Batu gamping dalam industri bata silika berperan sebagai bahan tambahan. Spesifikasi batu gamping untuk pembuatan bata silika adalah;
- CaO minimal 90%
- MgO maksimum 4,5%
- Fe₂O₃ + Al₂O₃ maksimum, 1,5%
- CO₂ maksimum 5%.
Untuk industri ini, Batu gamping dimanfaatkan sebagai bahan pemutih, dengan kadar hablur murni (hampir CaCO₃) yang digerus sampai halus. Biasanya dibutuhkan Batu gamping yang berasal dari jenis yang lunak, berwarna putih, terutama yang terdiri dari cangkang -cangkang kerang dan jasad renik, yang terdiri dari kapur/CaCO₃, sebagai hasil sampingan pembuatan basic magnesium karbonat dari dolomit.
Batu gamping/kapur yang cocok untuk bahan pemutih, yaitu kadar CaCO₃ 98%, kehalusan 325 mesh, mempunyai daya serap terhadap minyak, berwarna putih dan PH > 7,8. Bahan pemutih ini digunakan dalam industri kertas untuk pemutih pulp, pengisi, pelapis dan pengkilap.
6. Industri Gula (Sugar)
Untuk industri gula, Batu gamping digunakan sebagai bahan di dalam proses penjernihan nira tebu dan menaikkan PH (kadar asam). Batu gamping yang dibutuhkan untuk 1000 kw tebu adalah 150 kg (dalam bentuk kapur tohor), dengan spesifikasi;
- H₂O, 0,2%
- HCL, 0,2%
- SiO₂, 0,1%
- Al₂O₃, 0,1%
- CaO, 55,0%
- MgO, 0,4%
- CO₂, 43,6%
- SO₄, Tidak nyata, dan
- Na₂O K₂O, 0,3%
Penutup
Batu gamping atau Batu kapur memiliki manfaat yang sangat banyak lagi, untuk menunjang berbagai kebutuhan manusia, ditunjang sumber daya dan cadangannya yang sangat besar, khususnya Indonesia.Beberapa industri lainnya yang membutuhkan Batu gamping adalah pembuatan karbid, peleburan dan pemurnian baja, pembuatan soda api, bahan bangunan dan penjernihan air.
Sangat senang hati menerima kritik dan saran di dalam komentar, untuk menyempurnakan artikel ini. Demikian ulasan singkat mengenai “ 6 Pemanfaatan Batu Gamping untuk Kebutuhan Industri “ Semoga Bermanfaat.
Dp.
Dp.
Post a Comment for "6 Pemanfaatan Batu Gamping untuk Industri"