Mengenal Bendungan Karalloe di Sulawesi Selatan yang diresmikan Presiden Joko Widodo
| Bentuk waduk dengan bendungan |
" Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, telah meresmikan bendungan Karalloe di Provinsi Sulawesi Selatan, yang pembangunannya telah rampung di bulan November, 2021 "
Secara administratif bendungan Karalloe, berlokasi di Desa Taring, Garing, Datara, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Bendungan ini berjarak 123 km dari Kota Makassar.
Dalam keterangannya, Presiden Joko Widodo menyatakan; selesainya pembangunan bendungan Karalloe ini, dapat mengairi lahan pertanian seluas 7.000 hektar.
Manfaat dari bendungan ini juga dapat mengatasi/mengurangi potensi banjir yang sering terjadi di daerah ini. Selain itu, bendungan ini juga dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik tenaga air.
Namun, pembangunan bendungan Karalloe sempat terhenti karena terkendala masalah pembebasan lahan. Sehingga progres pembangunan bendungan Karalloe mengalami keterlambatan.
Bendungan Karalloe mampu menampung volume air sebesar 39,3 Juta meter kubik. Memanfaatkan daerah aliran sungai (DAS) Karalloe. Rencananya Bendungan Karalloe akan diawasi dan dikelola Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III.
Memiliki luas genangan waduk (reservoir), dalam keadaan banjir 268.5 hektar, dalam keadaan normal 248.5 dan dalam keadaan minimum 220.5 hektar.
Direktorat Sumberdaya Air menyerahkan pengerjaan proyek bendungan ini kepada salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Nindya Karya (Persero).
Tipe bendungan Urugan Batu Membran Beton (UBM) ini memiliki kelebihan, yaitu biaya pembangunan yang lebih rendah, stabilitas bendungan yang lebih baik dan waktu pembangunan yang lebih cepat.
Pembangunan bendungan di seluruh Indonesia saat ini diharapkan dapat dibangun dengan tipe bendungan Urugan Batu Membran Beton (UBM).
Massa air yang terkumpul akan dialirkan untuk sistem pengairan pertanian. Massa air ini juga dapat dialirkan untuk memutar turbin air yang dapat menghasilkan listrik melalui generator.
Bendungan Karalloe bisa dimanfaatkan menjadi potensi listrik atau pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Jika Bendungan Karalloe dialihkan menjadi pembangkit listrik tenaga air, memiliki kapasitas 5 MW (Megawatt).
Dalam keterangannya, Presiden Joko Widodo menyatakan; selesainya pembangunan bendungan Karalloe ini, dapat mengairi lahan pertanian seluas 7.000 hektar.
Manfaat dari bendungan ini juga dapat mengatasi/mengurangi potensi banjir yang sering terjadi di daerah ini. Selain itu, bendungan ini juga dapat dimanfaatkan menjadi pembangkit listrik tenaga air.
Profil Bendungan Karalloe
Berdasarkan data Kementerian Direktorat Sumberdaya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bendungan Karalloe digagas pembangunannya pada tahun 2013 dan direncanakan selesai pada tahun 2017.Namun, pembangunan bendungan Karalloe sempat terhenti karena terkendala masalah pembebasan lahan. Sehingga progres pembangunan bendungan Karalloe mengalami keterlambatan.
Bendungan Karalloe mampu menampung volume air sebesar 39,3 Juta meter kubik. Memanfaatkan daerah aliran sungai (DAS) Karalloe. Rencananya Bendungan Karalloe akan diawasi dan dikelola Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III.
Memiliki luas genangan waduk (reservoir), dalam keadaan banjir 268.5 hektar, dalam keadaan normal 248.5 dan dalam keadaan minimum 220.5 hektar.
Direktorat Sumberdaya Air menyerahkan pengerjaan proyek bendungan ini kepada salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Nindya Karya (Persero).
Tipe Bendungan Karalloe
Bentuk bendungan Karalloe didesain dengan bendungan tipe Urugan Batu Membran Beton (UBM) atau Concrete Face Rockfill Dam (CFRD).Tipe bendungan Urugan Batu Membran Beton (UBM) ini memiliki kelebihan, yaitu biaya pembangunan yang lebih rendah, stabilitas bendungan yang lebih baik dan waktu pembangunan yang lebih cepat.
Pembangunan bendungan di seluruh Indonesia saat ini diharapkan dapat dibangun dengan tipe bendungan Urugan Batu Membran Beton (UBM).
Pemanfaatan Bendungan Karalloe Menjadi Potensi Listrik
Dengan pembangunan bendungan akan mengumpulkan massa air. Massa air ini akan membentuk danau buatan atau yang sering disebut dengan waduk.Massa air yang terkumpul akan dialirkan untuk sistem pengairan pertanian. Massa air ini juga dapat dialirkan untuk memutar turbin air yang dapat menghasilkan listrik melalui generator.
Bendungan Karalloe bisa dimanfaatkan menjadi potensi listrik atau pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Jika Bendungan Karalloe dialihkan menjadi pembangkit listrik tenaga air, memiliki kapasitas 5 MW (Megawatt).
Penutup
Tahun 2021, Presiden Joko Widodo juga meresmikan beberapa bendungan di Indonesia, seperti Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dan Bendungan Rotiklot, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.Dengan pembangunan bendungan yang merata di seluruh Indonesia, dapat meningkatkan produk hasil pertanian masyarakat dan menambah pasokan energi listrik negara yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
Artikel ini dibuat berdasarkan opini pribadi dan data dari berbagai sumber. Mohon dikoreksi jika ada kesalahan penulisan di dalam artikel ini. Sangat senang hati menerima kritik dan saran di dalam komentar, untuk menyempurnakan artikel ini.
Demikian ulasan tentang " Mengenal Bendungan Karalloe di Sulawesi Selatan yang diresmikan Presiden Joko Widodo" Semoga Bermanfaat.
Dp.
Dp.
#bendungan #karalloe #waduk
Post a Comment for "Mengenal Bendungan Karalloe di Sulawesi Selatan yang diresmikan Presiden Joko Widodo"