Apa Itu Smelter?, yang Membuat Pusing Para Perusahaan Pertambangan Mineral Logam?

Gambar Smelter

" Fasilitas smelter tidak asing lagi bagi para kalangan perusahaan pertambangan, terutama perusahaan pertambangan produsen mineral logam, seperti nikel, tembaga dan timah di Indonesia "

Smelter menjadi topik utama di Indonesia dan masih diperdebatkan terutama wacana kewajiban perusahaan tambang memiliki fasilitas smelter di dalam negeri. Salah satu kewajiban untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi.

Apa dampak kewajiban ini bagi perusahaan - perusahaan pertambangan, yang selama ini menjual hasil tambang mereka dalam bentuk bahan mentah (raw material) atau dalam bentuk bijih kadar rendah, baik untuk pasar ekspor dan untuk pasar dalam negeri?. jadi apakah itu smelter?.

Definisi Smelter dan Produk Jadi Mineral Logam

Smelter adalah fasilitas peleburan atau pemurnian mineral logam yang bertujuan untuk meningkatkan dan menambah nilai atau kadar mineral tersebut, selanjutnya bahan tersebut dapat lagi diubah menjadi produk jadi yang memiliki harga dan nilai yang lebih tinggi.

Untuk menghasilkan atau menjadikan bahan tambang tersebut mempunyai kadar dan bernilai tinggi, kadang - kadang membutuhkan bahan - bahan tambang lainnya yang menjadi campuran ketika proses pemurnian berlangsung seperti kokas batubara, dolomit dan bahan galian tambang lainnya.

Sebagai contoh barang jadi smelter adalah bijih nikel yang diubah menjadi FeNI (Feronikel) dan nikel matte (Ni in Matte) yang memiliki kadar nikel (Ni) yang lebih tinggi. Konsentrat tembaga atau bijih tembaga diubah menjadi katoda tembaga dan bijih besi yang menjadi sponge iron yang memiliki kadar dan harga tinggi.

Perusahaan Pertambangan Pemilik Smelter di Indonesia

Beberapa perusahaan pertambangan besar di Indonesia terutama nikel yang memiliki fasilitas smelter sendiri, yaitu PT. Vale Indonesia dan PT. Centra Omega Resources yang membangun smelternya sendiri di daerah dekat lokasi pertambangan dan satu lagi perusahaan plat merah (BUMN) milik PT. Aneka Tambang (ANTAM).

Produsen logam tembaga terbesar di Indonesia seperti PT. Freeport Indonesia sudah memiliki fasilitas smelter sendiri untuk mengubah bijih tembaga menjadi produk tembaga katoda. Perusahaan ini membangun smelter dengan nama PT. Smelting Gresik yang berada di Gresik, Jawa Timur.

Sejak pemerintah menerbitkan Undang - Undang nomor 4 Tahun 2009 tentang " Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba) ", menyatakan bahwa pada tahun 2014, semua produk tambang wajib diolah di dalam negeri untuk menjadi produk hilir, baru bisa diperbolehkan dipasarkan di dalam negeri maupun ke luar negeri.

Dengan adanya Undang - Undang ini, sangat dilarang oleh pemerintah perusahaan pertambangan mengekspor bahan mentah (raw material) dari bahan tambang yang memiliki kadar sangat rendah.

Ditambah lagi Surat Keputusan Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Nomor:549.Pers/04SJI/2019 per tanggal 2 September 2019 yang menyatakan bijih nikel tidak boleh diekspor lagi per Januari 2020.

Gambar Tembaga Katoda

Maksud dan Tujuan Pembangunan Smelter

Tentu saja semua undang - undang dan peraturan yang diterbitkan pemerintah ini bertujuan untuk menjadikan nilai produk tambang dalam negeri menjadi lebih unggul sehingga memiliki harga yang tinggi ketika dipasarkan.

Ini bisa dimaklumi karena selama ini bahan tambang yang diperoleh dijual dengan harga murah dan diolah kembali diluar negeri sehingga nilai dan harganya lebih tinggi di negeri orang.

Tujuan kemudian ialah agar perusahaan pertambangan menanamkan investasinya kembali di dalam negeri dengan membangun fasilitas smelter yang dapat meningkatkan pendapatan bagi pemerintah dan membuka kembali lowongan pekerjaan di smelter bagi masyarakat yang lebih luas.

Namun, semua peraturan ini telah membuat pengusaha tambang tambah pusing, bagaimana cara mereka mengirimkan bahan tambangnya bila bahan mentah sudah dilarang dijual, yang selama ini menjadi andalan untuk tetap beroperasi.

Seperti diberitakan Kementerian Perindustrian beberapa perusahaan pertambangan kesulitan untuk membangun smelter di Indonesia. Dibutuhkan modal dan investasi yang cukup besar namun tidak ekonomis, karena dibutuhkan data cadangan mineral yang berkelanjutan, transportasi, pelabuhan dan pasokan energi listrik yang besar.

Seperti diketahui, Indonesia dalam hal infrastruktur belum memadai dan sumber energi belum terjamin untuk membangun fasilitas smelter. Beberapa perusahaan sudah mengajukan pinjaman dari berbagai bank dan bekerjasama dengan perusahaan lain untuk modal membangun smelter.

Penutup

Jadi, perlu peran serta pemerintah untuk membantu pengusaha tambang mengatasi masalah ini, baik dari segi kemudahan investasi smelter, infrastruktur, potensi energi listrik yang terjamin dan peraturan yang saling menguntungkan antara pengusaha dan pemerintah.

Tentu saja kita berharap besar bahan tambang kita terutama mineral logam menjadi produk yang berkelas dan dihargai lebih tinggi.

Sangat senang hati menerima kritik dan saran di dalam komentar, untuk menyempurnakan artikel ini. Demikian ulasan singkat "Apa Itu Smelter? Yang Membuat Pusing Para Perusahaan Pertambangan Mineral Logam?". Semoga Bermanfaat.

Dp.