Mengenal Cobalt/Kobal, Bahan Tambang yang Diburu Produsen Kendaraan Listrik dan Peralatan Elektronik
| Cobalt/Kobal di Ontario, Kanada |
" Kobal dalam bahasa Inggris disebut Cobalt, adalah jenis bahan tambang logam selain nikel dan logam tanah jarang yang sedang diburu oleh produsen kendaraan listrik seperti Tesla dan produsen smartphone "
Logam ini juga dibutuhkan oleh produsen kendaraan listrik lainnya, seperti Mitsubishi dan BMW, yang sedang beralih dari produsen kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak (fosil) ke kendaraan yang menggunakan baterai listrik dengan baterai jenis Lithium-Ion.
.
Perusahaan seperti Samsung dan Apple juga sedang memburu logam kobal untuk memenuhi kebutuhan bahan baterai Lithium-Ion di barang Smartphone, Ponsel, Laptop dan jenis peralatan elektronik yang ditanam baterai jenis ini.
Kobal dapat ditemukan pada mineral Cobaltite (CoAsS), Smaltite (CoAs2) dan Linneaite (CO3S2). Berdasarkan pembentukan geologinya, kobal bisa terbentuk bersama-sama dengan bahan logam lainnya seperti nikel, timah hitam dan bijih besi dengan jumlah persentase lebih kecil.
Cadangan cobalt yang sudah ditambang dan diolah berasal dari negara di benua Afrika, negara di Amerika Utara seperti Kanada, Amerika Serikat dan beberapa negara di Amerika Selatan dan sebagian kecil di Asia.
Berdasarkan Union of Concerned Scientits 50 sampai 60% pasokan logam kobal yang beredar di pasaran dan dipergunakan oleh produsen kendaraan listrik dan smartphone saat ini, berasal dari salah satu negara di Afrika Tengah yaitu Republik Demokratik Kongo.
Berdasarkan Wikipedia, katoda ialah kutub elektrode dalam sel elektrokimia yang terpolarisasi jika kutub ini bermuatan positif, sehingga arus listrik akan mengalir keluar darinya, atau gerakan elektron akan masuk ke kutub ini. Secara garis besar didalam baterai Lithium-Ion kobal dijadikan untuk menyimpan energi listrik dan mengalirkan listrik tersebut.
Kobal sama seperti logam lainnya seperti emas, tembaga, perak yang masuk dalam bahan tidak dapat diperbaharui yang terbentuk dari jutaan tahun lalu dan akan habis seiring pemakaian yang berkelanjutan.
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat telah menciptakan teknologi dengan menggunakan kobal dari hasil daur ulang (Recycling) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebesar 15% untuk mengantisipasi habisnya bahan baterai ini dikemudian hari.
Di Indonesia sendiri belum jelas informasi pasti mengenai jumlah cadangan, produksi penambangan, pengolahan dan pemanfaatan dari jumlah cadangan kobal yang terdapat di lapisan bumi pertiwi.
Jenis cadangan kobal Indonesia merupakan mineral ikutan dari nikel laterit yang terdapat di Batuan Ultrabasa dengan perbandingan rata-rata 0,6 - 2,23% adalah nikel dan 0,07 - 0,18% adalah kobal.
Sebagian besar kobal tersebar di Pulau Sulawesi, Kepulauan Halmahera, Papua dan Pulau Kalimantan dimana pada daerah tersebut juga ditemukan cadangan nikel.
Perusahaan seperti Samsung dan Apple juga sedang memburu logam kobal untuk memenuhi kebutuhan bahan baterai Lithium-Ion di barang Smartphone, Ponsel, Laptop dan jenis peralatan elektronik yang ditanam baterai jenis ini.
Sejarah dan Karakteristik Logam Kobal
Kobal merupakan logam abu-abu kebiruan yang terdapat di lapisan kerak bumi dengan lambang Co dengan nomor atom 27. Logam ini pertama kali ditemukan oleh G.Brand seorang ilmuan berkebangsaan Swedia pada awalnya kobal dimanfaatkan untuk memberikan warna kebiru-biruan pada gelas kaca.Kobal dapat ditemukan pada mineral Cobaltite (CoAsS), Smaltite (CoAs2) dan Linneaite (CO3S2). Berdasarkan pembentukan geologinya, kobal bisa terbentuk bersama-sama dengan bahan logam lainnya seperti nikel, timah hitam dan bijih besi dengan jumlah persentase lebih kecil.
Cadangan cobalt yang sudah ditambang dan diolah berasal dari negara di benua Afrika, negara di Amerika Utara seperti Kanada, Amerika Serikat dan beberapa negara di Amerika Selatan dan sebagian kecil di Asia.
Berdasarkan Union of Concerned Scientits 50 sampai 60% pasokan logam kobal yang beredar di pasaran dan dipergunakan oleh produsen kendaraan listrik dan smartphone saat ini, berasal dari salah satu negara di Afrika Tengah yaitu Republik Demokratik Kongo.
Logam Kobal Digunakan Sebagai Bahan Baterai Lithium-Ion
Logam kobal atau cobalt merupakan bahan utama dari baterai Lithium-Ion (Li-Ion) yaitu jenis baterai yang dapat menyimpan energi listrik, mengalirkan listrik dan dapat diisi ulang, kobal di baterai Lithium-Ion berfungsi sebagai katoda.| Pengisian Ulang (Recharge) Baterai Lithum-Ion di Mobil Listrik |
Harga Logam Cobalt
Harga kobal dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikasi seiring permintaan yang melonjak. Harga kobal berdasakan London Metal Change (LMC) pertanggal 21 September 2020 berada pada angka 33,970 USD per tonne (per ton).Kobal sama seperti logam lainnya seperti emas, tembaga, perak yang masuk dalam bahan tidak dapat diperbaharui yang terbentuk dari jutaan tahun lalu dan akan habis seiring pemakaian yang berkelanjutan.
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat telah menciptakan teknologi dengan menggunakan kobal dari hasil daur ulang (Recycling) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebesar 15% untuk mengantisipasi habisnya bahan baterai ini dikemudian hari.
Di Indonesia sendiri belum jelas informasi pasti mengenai jumlah cadangan, produksi penambangan, pengolahan dan pemanfaatan dari jumlah cadangan kobal yang terdapat di lapisan bumi pertiwi.
Cadangan Kobal/Cobalt di Indonesia
Berdasarkan data Kementrian ESDM Ditjen Mineral dan Batubara pada tahun 2017 jumlah total sumber daya 7,2 juta ton dan total cadangan 1,2 juta ton yang diprediksi akan bertambah seiring eksplorasi yang berkelanjutan.Jenis cadangan kobal Indonesia merupakan mineral ikutan dari nikel laterit yang terdapat di Batuan Ultrabasa dengan perbandingan rata-rata 0,6 - 2,23% adalah nikel dan 0,07 - 0,18% adalah kobal.
Sebagian besar kobal tersebar di Pulau Sulawesi, Kepulauan Halmahera, Papua dan Pulau Kalimantan dimana pada daerah tersebut juga ditemukan cadangan nikel.
Penutup
Kita berharap dengan ditemukannya sumber daya dan cadangan kobal yang tidak begitu besar dapat ditambang dan diolah oleh bangsa kita sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa harus diekspor atau pun mengimpor bahan tersebut dari negara lain.Sangat senang hati menerima kritik dan saran di dalam komentar, untuk menyempurnakan artikel ini. Demikian penjelasan singkat mengenai "Mengenal Cobalt/Kobal, Bahan Tambang yang Diburu Produsen Kendaraan Listrik dan Peralatan Elektronik". Semoga Bermanfaat.
Dp.
Post a Comment for "Mengenal Cobalt/Kobal, Bahan Tambang yang Diburu Produsen Kendaraan Listrik dan Peralatan Elektronik"