Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

3 Perusahaan Pertambangan Produsen Nikel, dan Feronikel Terbesar di Indonesia


bentuk bijih nikel yang sudah ditambang
Gambar bijih nikel (sumber : theassay.com)

" Indonesia kaya dengan sumber daya alam mineral logam, salah satunya logam Nikel. Indonesia menduduki peringkat kedua jumlah cadangan nikel laterit terbesar di dunia "

Saat ini, Indonesia dilirik oleh perusahaan - perusahaan pertambangan baik dari dalam dan luar negeri, terutama dari China (Tiongkok) untuk berinvestasi mengeksplorasi (pencarian) dan mengeksploitasi (penambangan) bijih nikel Indonesia kita tercinta.

Logam nikel adalah logam yang sangat dibutuhkan untuk bahan baku pembuatan besi tahan karat dan bahan baku pembuatan baterai listrik jenis lithium.

Indonesia adalah negara yang diketahui memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Nikel Indonesia berjenis nikel laterit. Daerah sebaran cadangan nikel terbesar di Indonesia ditemukan di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.

Di daerah Sulawesi Selatan, PT Vale Indonesia sebagai perusahaan nikel terbesar di Indonesia memiliki izin kontrak karya (kk) untuk melakukan kegiatan penambangan nikel dengan luas daerah penambangan mencapai 190.513 hektar.

Nah, perusahaan apa saja yang melakukan penambang nikel Indonesia sehingga perusahaan tersebut menjadi perusahaan penambang nikel terbesar di Indonesa.

Perusahaan Nikel Terbesar di Indonesia

Inilah daftar 3 perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia yang dirangkum berdasarkan jumlah produksi bijih nikel, nikel matte, feronikel. 
Kemudian berdasarkan kemampuan dan kepemilikan perusahaan pertambangan membangun fasilitas insfratruktur pendukung khususnya smelter.

1. PT Aneka Tambang Tbk

PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode ANTM yang sekarang ini menjadi anak perusahaan PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM). ANTAM didirikan pada tanggal 5 Juli 1968 yang pada awalnya bermain di segmen tambang dan produsen emas dan perak (Au).

Dengan tingginya permintaan dan peluang akan bijih nikel, ANTAM melakukan eksplorasi dan akhirnya menemukan cadangan nikel yang layak untuk ditambang.

ANTAM mengoperasionalkan 2 lokasi tambang nikel yang masih beroperasi sampai saat ini yakni di Provinsi Sulawesi Tenggara di daerah Pomalaa dan Tapunopaka. Kemudian di Provinsi Maluku Utara di daerah Buli. ANTAM juga memiliki tiga lokasi fasilitas smelter feronikel yang semuanya berada di Pomala, Sulawesi Tenggara.

Komoditas nikel yang diproduksi ANTAM berupa ore atau bijih nikel dan feronikel, kadar nikel dengan kisaran 1-2% merupakan bijih nikel yang diekspor ANTAM sedangkan komoditas feronikel ANTAM memiliki karbon tinggi atau kadar karbon rendah.


Berdasarkan sumber situs resmi ANTAM jumlah cadangan dan sumberdaya nikel saplorit (salah satu jenis nikel laterit) per tanggal 31 Desember 2010 mencapai 361,3 juta wet metrik ton (wmt). 

Sumberdaya limonit (jenis nikel laterit) mencapai 464 juta wmt. Metode penambangan yang diterapkan di seluruh operasi tambang ANTAM sampai saat ini menggunakan metode tambang terbuka (Open Pit Mining).

Masih dari sumber yang sama jumlah produksi nikel pertahunnya berada diangka 5-9 juta wmt bijih nikel. Berdasarkan sumber situs bisnis.com produksi bijih nikel ANTAM per Januari - Mei 2019 sudah mencapai 3,98 juta wmt yang naik 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


2. PT Vale Indonesia Tbk

PT Vale Indonesia Tbk, terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode INCO yang dulunya perusahaan ini bernama PT International Nickel Indonesia (INCO). Didirikan pada tanggal 25 Juli 1968 dan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1 April 1978.

Pada tahun 1990 INCO melepas 20% saham kepemilikan saham kepada publik dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).


Pada tanggal 24 Oktober 2006 Companhia Vale do Rio Doce (CVRD) mengakuisisi Inco Limited Cana sebesar 75,66% dari total saham perusahaan pengendali PT International Nickel Indonesia Tbk, 

Pada tahun 2012, PT INCO Tbk resmi berubah nama menjadi PT Vale Indonesia Tbk setelah mendapat persetujuan kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM).

Lokasi utama operasional tambang PT Vale Indonesia Tbk berada di Sorowako, Provinsi Sulawesi Selatan. Contract Of Work atau Kontrak Karya Vale meliputi Sulawesi Selatan seluas 118.386 Ha (hektar), Sulawesi Tengah 36.635 Ha dan Sulawesi Tenggara 35.492 Ha sehingga total luas CoW 190.513 Ha.


Metode tambang bijih nikel Vale menggunakan metode tambang terbuka (Open Pit Mining) yang didefenisikan proses mengelupas lapisan atas penutup (Overburden) bijih nikel dengan alat mekanis seperti backhoe ataupun dozer.

Berdasarkan sumber resmi Vale Indonesia produksi nikel matte dari tahun 2005 sampai 2011 mencapai 60 - 70 ribu metrik ton, nikel-matte adalah nikel sudah diolah dan mempunyai kadar nikel Ni sebesar 78%. Berdasarkan situs kontan.co.id, Vale Indonesia catat kenaikan produksi nikel matte di semester I-2020.


Dalam keterangannya Vale mengumumkan telah memproduksi nikel matte sebanyak 18.701 metrik ton pada kuartal II-2020. Dengan hasil ini total produksi nikel matte INCO semester I-2020 hingga semester I-2020 telah mencapai 36.315 metrik ton.

gambar produk jadi bijih nikel yaitu feronikel
Gambar produk FeNi (Feronikel) PT. Central Omega Resources Tbk

3. PT Central Omega Resource Tbk

PT Central Omega Resource Tbk, merupakan emiten pertambangan logam yang melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode DFKT. Perusahaan ini mengoperasionalkan tambang bijih nikel pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2011 perusahaan mulai mengekspor bijih nikel ke konsumen dengan produksi bijih nikel sebanyak 3 juta metrik ton per tahun.

PT Central Omega Resources Tbk mendapatkan bijih nikel dari anak perusahaannya yang bergerak di bidang tambang nikel yaitu PT Mulia Pasific Resources, PT Mega Buana Resources, PT Itamatra Nusantara dan PT Bumi Konawe Abadi.


Lokasi tambang DFKT banyak terletak di pulau Sulawesi dengan jenis nikel laterit yang umumnya jenis nikel yang banyak ditemukan di Indonesia, meliputi daerah Morowali, Sulawesi Tengah dan Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

Metode penambangan bijih nikel perusahaan ini menggunakan metode tambang terbuka (Open Pit Mining) dimana secara umum sejumlah perusahaan pertambangan di Indonesia menggunakan metode ini dikarenakan sejumlah cadangan nikel laterit Indonesia terletak dekat dengan permukaan bumi.


Saat ini PT Central Omega Resources Tbk telah bekerjasama dengan PT Macrolink Nickel Development untuk membangun fasilitas smelter Feronikel (FeNi) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah dengan membentuk perusahaan baru yang bernama PT COR Industri Indonesia.

DFKT mengharapkan dengan pengoperasian smelter ini dapat memproduksi 100 ribu metrik ton feronikel per tahun, berdasarkan informasi dari situs resmi DFKT pabrik pengolahan ini telah beroperasi di tahun 2017.

Berdasarkan sumber situs kontan.co.id tahun ini perseroan sedang melaksanakan pembangunan fasilitas smelter tahap II yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2022 dengan harapan target produksi feronikel 250.000 metrik ton per tahun.

Penutup

Perusahaan pertambangan produsen nikel di Indonesia untuk berinvestasi menggali bijih nikel semakin banyak, sejak kebutuhan akan logam nikel semakin meningkat, terutama kebutuhan untuk sektor peralatan elektronik, seperti baterai litium. 

Pemerintah juga sudah mengambil keputusan yang baik dengan membatasi jumlah ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah. Pemerintah Indonesia menginginkan produksi nikel di ekspor dalam bentuk barang jadi, untuk meningkatkan nilai dan harganya, melalui pembangunan smelter dan kokas.

Sangat senang hati menerima kritik dan saran di dalam komentar, untuk menyempurnakan artikel ini. Demikianlah ulasan singkat "3 Perusahaan Pertambangan Produsen Nikel dan Feronikel Terbesar di Indonesia" Semoga bermanfaat.


Dp.

Post a Comment for "3 Perusahaan Pertambangan Produsen Nikel, dan Feronikel Terbesar di Indonesia "