Faktor Penyebab Terbesar Anjloknya Harga Batubara Dunia
| |Batubara/Coal |
Harga batubara yang naik turun atau bahasa pasarnya fluktuatif bahkan akhir-akhir bulan ini cenderung turun membuat saya bertanya kenapa harga batubara tidak pernah stabil, bahkan untuk bertahan normal sangat sulit, tidak seperti harga bahan tambang mineral seperti tembaga, emas, nikel dan bahan logam lainnya yang cenderung bertahan bahkan dari tahun ke tahun cenderung naik.
Pada bulan Agustus 2019 harga Batubara berdasarkan HBA atau harga batubara acuan yang ditetapkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berada di kisaran US$72,67 per ton atau sekitar IDR 1,017,380,- dengan kurs dolar rata IDR 14,000,- kemudian di bulan September 2019 kembali merosot di angka US$65,79 per ton turun US$6,88 bahkan di bulan Oktober 2019 kembali merosot di angka US$64,8 per ton kembali turun dari bulan sebelumnya.
Pada tahun akhir tahun 2018 dan awal 2019 harga batubara sempat menyentuh diangka US$80 bahkan sampai menyentuh US$90 per ton yang membuat beberapa tambang batubara kembali menggeliat dan bergairah dengan kembali mengoperasionalkan beberapa pit atau lokasi tambang yang sebelumnya ditutup karena cost atau ongkos produksi yang sangat besar, bahkan beberapa perusahaan pertambangan kembali melakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan batubara baru.
Beberapa pakar pasar menganalisa penyebab terus menurunnya harga batubara khususnya pasar Indonesia, mengatakan bahwa harga batubara di Indonesia sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar China.
Diketahui pasar China akhir-akhir ini mengurangi impor batubara disebabkan oleh berkurangnya pemakaian batubara di berbagai industri dan pembangkit listrik tenaga uap di China, mengakibatkan penutupan beberapa pabrik di China karena China sedang perang dagang dengan negara super power Amerika, wah..Amerika juga ikut - ikutan dong menentukan harga harga batubara.
Faktor kedua penyebab harga batubara ini tidak stabil dipengaruhi oleh semakin menurunnya dari tahun ke tahun akan permintaan batubara dunia, negara-negara eropa seperti Inggris dan Prancis telah mengurangi sumber energi listrik yang tidak ramah lingkungan seperti pembangkit listrik tenga uap (PLTU).
Sehingga negara-negara tersebut menutup fasilitas-fasilitas PLTU nya untuk mengurangi pemakain batubara dan mengkampanyekan stop GLOBAL WARNING. Dari sini bisa kita pastikan permintaan batubara dibeberapa negara di eropa sudah pasti menurun atau bahkan tidak menggunakannya lagi.
Beberapa faktor disebabkan oleh persaingan produksi batubara, Australia adalah salah satu pesaing Indonesia dalam hal out put batubara dunia. Akhir-akhir ini Australia meningkatkan produksi batubara dalam negerinya sehingga negara tersebut punya stok batubara yang sangat besar. Kebanyakan batubara Australia disuplai untuk memenuhi kebutuhan batubara dunia atau untuk ekspor.
Apakah harga batubara akan selamanya fluktuatif atau akan menurun dan bisa jadi akan naik di akhir tahun 2019 atau di tahun 2020 ? hanya pasar dan perdangangan dunia yang akan menentukannya.
Pada bulan Agustus 2019 harga Batubara berdasarkan HBA atau harga batubara acuan yang ditetapkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berada di kisaran US$72,67 per ton atau sekitar IDR 1,017,380,- dengan kurs dolar rata IDR 14,000,- kemudian di bulan September 2019 kembali merosot di angka US$65,79 per ton turun US$6,88 bahkan di bulan Oktober 2019 kembali merosot di angka US$64,8 per ton kembali turun dari bulan sebelumnya.
Pada tahun akhir tahun 2018 dan awal 2019 harga batubara sempat menyentuh diangka US$80 bahkan sampai menyentuh US$90 per ton yang membuat beberapa tambang batubara kembali menggeliat dan bergairah dengan kembali mengoperasionalkan beberapa pit atau lokasi tambang yang sebelumnya ditutup karena cost atau ongkos produksi yang sangat besar, bahkan beberapa perusahaan pertambangan kembali melakukan eksplorasi untuk menemukan cadangan batubara baru.
Beberapa pakar pasar menganalisa penyebab terus menurunnya harga batubara khususnya pasar Indonesia, mengatakan bahwa harga batubara di Indonesia sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar China.
Diketahui pasar China akhir-akhir ini mengurangi impor batubara disebabkan oleh berkurangnya pemakaian batubara di berbagai industri dan pembangkit listrik tenaga uap di China, mengakibatkan penutupan beberapa pabrik di China karena China sedang perang dagang dengan negara super power Amerika, wah..Amerika juga ikut - ikutan dong menentukan harga harga batubara.
Faktor kedua penyebab harga batubara ini tidak stabil dipengaruhi oleh semakin menurunnya dari tahun ke tahun akan permintaan batubara dunia, negara-negara eropa seperti Inggris dan Prancis telah mengurangi sumber energi listrik yang tidak ramah lingkungan seperti pembangkit listrik tenga uap (PLTU).
Sehingga negara-negara tersebut menutup fasilitas-fasilitas PLTU nya untuk mengurangi pemakain batubara dan mengkampanyekan stop GLOBAL WARNING. Dari sini bisa kita pastikan permintaan batubara dibeberapa negara di eropa sudah pasti menurun atau bahkan tidak menggunakannya lagi.
Ilustrasi Clean Energy |
Beberapa faktor disebabkan oleh persaingan produksi batubara, Australia adalah salah satu pesaing Indonesia dalam hal out put batubara dunia. Akhir-akhir ini Australia meningkatkan produksi batubara dalam negerinya sehingga negara tersebut punya stok batubara yang sangat besar. Kebanyakan batubara Australia disuplai untuk memenuhi kebutuhan batubara dunia atau untuk ekspor.
Apakah harga batubara akan selamanya fluktuatif atau akan menurun dan bisa jadi akan naik di akhir tahun 2019 atau di tahun 2020 ? hanya pasar dan perdangangan dunia yang akan menentukannya.
Artikel ini dibuat berdasarkan opini pribadi dan data dari berbagai sumber. Mohon dikoreksi jika ada kesalahan penulisan di dalam artikel ini. Sangat senang hati menerima kritik dan saran di dalam komentar, untuk menyempurnakan artikel ini.
Demikian ulasan singkat "Faktor Penyebab Terbesar Anjloknya Harga Batubara Dunia". Semoga Bermanfaat.
Dp.
Dp.
Post a Comment for "Faktor Penyebab Terbesar Anjloknya Harga Batubara Dunia"