Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cadangan Timah Indonesia Akan Habis 26 Tahun Lagi

gambar kaleng makanan dan minuman
Gambar pemanfaatan timah untuk pelapis kaleng

" Cadangan timah Indonesia diketahui cukup besar, namun diprediksi cadangan ini akan habis pada tahun 2046 atau sekitar 26 tahun lagi "

Timah adalah logam berwarna putih keperakan dengan titik leleh 327,5 °C dan titik didih 1.740 °C pada tekanan atmosfer, memiliki simbol kimia Sn, berasal dari bahasa Latin: Stannum

Timah adalah logam yang mudah dibentuk, memiliki kekerasan yang rendah, serta berat jenis yang hanya 7,3 g/cm3. Timah umumnya digunakan sebagai logam, paduan, atau senyawa untuk keperluan berbagai jenis industri.

Timah dapat dipadukan dengan tembaga untuk membuat logam perunggu. Timah dapat juga dipadukan dengan logam lain, seperti timbal untuk membuat solder. Sifat timah yang tahan korosif atau tahan karat,sering digunakan sebagai bahan pelapis logam lain seperti seng, timbal, besi dan baja.

Manfaat Timah

Pemanfaatan timah sebagian besar sebagai bahan pelapis. Timah banyak digunakan sebagai pelapisan baja untuk keperluan industri otomotif, pembungkus makanan, pelapis kaleng, pelindung kontainer, dan pelapis pipa yang terbuat dari logam lainnya. Sebagian besar turunan pertama produk timah adalah solder dan tin plate.

Timah juga mempunyai sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi, sehingga memiliki peran dalam mendukung produk - produk teknologi mutakhir. Beberapa penggunaan timah yang mendukung produk teknologi mutakhir di antaranya, sebagai solder untuk komponen elektronik, bahan produksi layar LCD, bahan layar smartphone, dan sensor cahaya.

Cadangan Timah

Indonesia merupakan negara dengan cadangan timah kedua terbesar di dunia setelah China. Berdasarkan laporan USGS pada 2021, Indonesia memiliki potensi cadangan timah sebesar 800 ribu ton logam timah atau sekitar 17% dari total cadangan timah dunia yang berjumlah 4,3 juta ton logam timah.

Pada tahun 2016, Indonesia tercatat memiliki sumber daya timah sebanyak 2,97 juta ton kasiterit dan total cadangan berjumlah 0,91 juta ton kasiterit. Pada tahun 2017, mengalami penurunan yang signifikan dengan sumber daya berjumlah 0,93 juta ton kasiterit dan cadangan 0,27 juta ton kasiterit.

Kemudian pada tahun 2018 sampai 2020, jumlah sumber daya dan cadangan meningkat kembali dan hampir selalu stabil di atas 2 juta ton kasiterit. Pada tahun 2020, jumlah sumber daya dan total cadangan timah Indonesia berjumlah 2,76 juta ton kasiterit dan 2,72 juta ton kasiterit.

Sumber daya dan cadangan timah di Indonesia, tersebar di Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Riau dan Kalimantan Barat. Cadangan timah Indonesia terbesar berada di Kepulauan Bangka Belitung. 

Cadangan bijih timah yang dimiliki Indonesia, sebagian besar berupa endapan timah aluvial atau disebut juga endapat timah sekunder, namun saat ini bijih timah primer juga mulai dimanfaatkan.

Cadangan Timah Indonesia Habis 26 Tahun

Berdasarkan data tahun 2020 dan skema produksi dari Ditjen Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang dilaporkan dalam dokumen Etalase Minerba Peluang Komoditas Timah Indonesia, cadangan timah diperkirakan akan habis dalam 26 tahun yaitu pada tahun 2046.

gambar bijih timah yang telah ditambang
Gambar bijih timah (gambar:ESDM)

Sampai saat ini, luas wilayah tambang timah Indonesia tahun 2020 adalah 968.027 hektare dan izin operasi produksi perusahaan tambang timah berjumlah 537 berstatus Izin Usaha Pertambangan (IUP).

Lokasi pertambangan timah terluas berada di Kepulauan Bangka Belitung dengan luas pertambangan onshore (daratan) 288 ribu hektare dan luas area pertambangan offshore (lautan)140 ribu hektare. 

Sedangkan lokasi penambangan timah lainnya berada di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau dengan luas wilayah pertambangan offshore 45 ribu hektare.

Produksi Timah Indonesia

Berdasarkan laporan U.S. Geological Survey (USGS) tahun 2021, persentase produksi penambangan timah Tiongkok terhadap total penambangan timah global adalah 30%. Indonesia berada di posisi kedua dengan persentase penambangan timah terhadap global sebesar 25%. Kemudian disusul oleh Myanmar, Peru dan Kongo dengan persentase masing-masing sebesar 12%,7%dan 6%.

Produksi penambangan timah Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 52 ribu ton logam. Pada periode tahun 2017 sampai 2019, produksi penambangan timah Indonesia stabil pada kisaran angka 78 dan 85 ribu ton timah (Sn). 

Produksi penambangan timah Indonesia kemudian mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi sekitar 66 ribu ton logam. Penambangan timah Indonesia secara konsisten berkontribusi pada besaran 20% hingga 30% terhadap penambangan timah dunia.

Penutup

Indonesia memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan timah dunia. Indonesia merupakan negara dengan produksi penambangan timah terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.

Penambangan secara terus menerus terhadap cadangan timah Indonesia akan membuat cadangan timah semakin menipis. Bila potensi dan cadangan timah terbaru tidak ditemukan lagi, maka Indonesia dan dunia akan mengalami kekurangan akan pasokan logam timah.

Dengan senang hati menerima kritik dan saran di kolom komentar untuk menyempurnakan artikel ini. Demikian ulasan singkat mengenai " Timah Indonesia Akan Habis 26 Tahun Lagi " Semoga Bermanfaat.


Dp.

Post a Comment for "Cadangan Timah Indonesia Akan Habis 26 Tahun Lagi"