Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lebih Dekat dengan Energi Baru Terbarukan, Sumber Energi di Masa Depan

gambar sumber energi baru terbarukan

" Diprediksi cadangan sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil (energi fosil), seperti batubara, minyak dan gas bumi akan segera habis dan akan digantikan oleh sumber energi yang berasal dari energi baru terbarukan yang dikenal ramah lingkungan "


Bahan bakar fosil adalah sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon, seperti batubara, minyak dan gas bumi. Disebut fosil karena terbentuk dari hasil pembusukan berbagai organisme yang mati, yang terbentuk secara alamiah (geologi).

Pasokan Listrik Nasional

Lebih dari 50% pasokan listrik Nasional masih berasal dari bahan bakar fosil. Batubara berada di posisi teratas sebagai bahan bakar fosil yang penggunaannya lebih besar, baik di Indonesia maupun dunia. 

Batubara dimanfaatkan sebagai bahan bakar di instalasi pembangkit listrik tenaga uap (pltu). Diikut oleh gas bumi, melalui pembangkit listrik tenaga gas, kemudian minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga diesel (pltd).

Cadangan Bahan Bakar Fosil

Sebenarnya, Indonesia sangat diuntungkan dengan penggunaan bahan bakar fosil untuk penyediaan energi listrik dalam negeri, kenapa demikian?, karena Indonesia dikaruniai kekayaan sumber daya alam yang sangat besar, terutama batubara. 

Cadangan batubara Indonesia, data di tahun 2021, sebesar 38,84 Miliar ton, jadi sangat dipastikan pasokan batubara untuk pltu kita selalu aman dan terkendali, tanpa impor dari luar negeri, kecuali ada beberapa pihak yang mengekspor batubara secara berlebihan, sehingga kebutuhan dalam negeri tidak terpenuhi.

Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Namun, dibalik itu, sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil, menyimpan ancaman yang sangat besar terhadap keberlangsungan populasi manusia di Bumi. Dari hasil pembakaran bahan bakar fosil, menghasilkan berbagai jenis emisi gas yang dapat merusak lapisan atmosfer bumi yang melindungi kita dari panas matahari dan dinginnya malam.

Gas Karbon Dioksida (CO2) adalah salah satu gas pembentukan lapisan efek rumah kaca (greenhouse effect) yang mengganggu keseimbangan karbon alami Bumi, penyebab pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim (climate change) yang mulai kita rasakan saat ini.

Dampak yang serius dari pemanasan global dan perubahan iklim adalah meningkatnya suhu rata - rata bumi, gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan dan modifikasi cuaca. Naiknya permukaan laut, akibat cepatnya mencair lapisan es di daratan, karena naiknya suhu panas di bumi, dapat mengakibatkan ancaman banjir di beberapa daerah, dan beberapa bencana lainnya. 

Berita terakhir di Negara India, ribuan burung berjatuhan dari langit, karena kelelahan dan dehidrasi akibat gelombang panas, dimana pada waktu itu suhu di daerah tersebut mencapai 46°C.

Bukan hanya Indonesia, tapi seluruh dunia sedang bekerja keras untuk mengurangi, bahkan menghentikan penggunaan bahan bakar fosil melalui beberapa kesepakatan, seperti perjanjian Kyoto dan Perjanjian Paris

Alasannya, tentu saja antisipasi habisnya cadangan energi fosil, yang diketahui akan terbentuk kembali dalam waktu jutaan tahun dan tujuan mengatasi dampak dari pemanasan global dan perubahan iklim yang mengancam kehidupan kita di bumi. 

Faktor alasan inilah seluruh negara sepakat untuk beralih ke energi baru terbarukan atau sering disebut dengan transisi energi ke energi baru terbarukan.

Pengertian Energi Baru Terbarukan (EBT)

Solusi untuk mencegah dan mengatasi meningkatnya resiko pemanasan global dan perubahan iklim di Bumi dan semakin menipisnya cadangan energi fosil, maka dibutuhkan sumber energi alternatif untuk menggantikan sumber energi dari bahan bakar fosil. Maka, sumber energi alternatif tersebut adalah energi baru terbarukan.

Pengertian energi baru terbarukan (ebt) adalah terdiri dari dua pengertian, yaitu sumber energi baru, seperti coal bed methane (produk gas dari batubara), hidrogen dan biogas, sedangkan energi terbarukan adalah sumber energi yang berkelanjutan atau dapat diperbaharui, seperti air, angin, radiasi matahari dan panas bumi. 

gambar penambangan batubara

Energi terbarukan masih mendominasi di dalam pengembangannya, karena memiliki potensi yang sangat besar dan harganya yang lebih murah.

Sumber energi terbarukan potensinya hampir dimiliki semua negara di dunia ini, terutama Indonesia, yang memiliki potensi ebt yang berlimpah. Salah satu sumber energi terbarukan yang memiliki potensi yang sangat besar adalah pembangkit listrik tenaga air (plta). Hampir semua wilayah di Indonesia memiliki potensi pengembangan plta. 

Potensi yang sangat menjanjikan selanjutnya untuk dikembang adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi, yang menjadi salah satu prioritas pembangunan sumber energi listrik, karena potensinya yang sangat besar. Bahkan, salah satu pltp di Indonesia menjadi pembagkit listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia, yaitu PLTP Sarulla di Sumatera Utara.

Energi baru terbarukan, terutama energi terbarukan adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber daya alam yang tidak pernah habis atau dapat diperbaharui dan berkelanjutan, karena air, angin dan matahari tidak akan pernah habis. 

Selain itu, sumber energi ini bersifat ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan gas atau emisi yang berbahaya bagi keseimbangan bumi dan manusia. Maka tidak salah sumber energi baru terbarukan adalah sumber energi di masa depan.

Transisi Energi Fosil ke Energi Baru Terbarukan

Transisi energi baru terbarukan membutuhkan waktu lama dan investasi yang cukup besar, karena sumber energi listrik di setiap negara masih didominasi dari bahan bakar fosil, bahkan negara Jerman kelabakan untuk memenuhi pasokan listriknya, karena Rusia menghentikan pasokan gas ke negaranya. 

Salah satu isu yang akan dibahas di acara konferensi tingkat tinggi KTT G20 yang akan berlangsung, 15 - 16 November 2022 di Bali, Indonesia, adalah transisi energi terbarukan dari energi fosil.

Dana Transisi Ke Energi Baru Terbarukan

Berdasarkan sumber Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia membutuhkan dana mencapai USD1triliun atau sekitar Rp 14.800 triliun untuk pendanaan percepatan transisi dari energi fosil, seperti minyak bumi dan batubara ke energi baru terbarukan (EBT).

Penutup

Berita baiknya, ada satu tindakan yang dapat kita lakukan untuk membantu mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim yang dianjurkan oleh United Nations Act , yaitu menghemat penggunaan energi listrik di dalam aktivitas kita sehari - hari. Semoga Bermanfaat.

Sangat senang hati menerima kritik dan saran di dalam komentar, untuk menyempurnakan artikel ini. Demikian ulasan singkat mengenai “ Lebih Dekat dengan Energi Baru Terbarukan, Sumber Energi di Masa Depan “ Semoga Bermanfaat.


Dp.

2 comments for "Lebih Dekat dengan Energi Baru Terbarukan, Sumber Energi di Masa Depan"

  1. halo, terima kasih sudah berbagi informasi yang menarik
    kunjungi juga website kami di walisongo.ac.id

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, terima kasih telah berkunjung ke website kami www.konstruksibesar.com, semoga informasi yang kami bagikan bermanfaat

      Delete